Jumat, 30 Maret 2012

Makalah Penalaran Induktif

MAKALAH PENALARAN INDUKTIF

Latar belakang

Sebelum membahas tentang penalaran induktif , lebih baik kita mengetahui apa itu penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan Hawa, dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. Dia mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus menerus dia selalu hidup dalam pilihan. Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan ini sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya. Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dan memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidupnya, namun lebih dari pada itu. Manusia mengembangkan kebudayaan, memberi makna bagi kehidupan, manusia ‘memanusiakan’ diri dalam dalam hidupnya. Intinya adalah manusia di dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang membuat manusia mengembangkan pengetahuannya dan pengetahuan ini mendorong manusia menjadi makhluk yang bersifat khas.

Menurut S. Suriasumantri, penalaran merupakan sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Jelas sekali bahwa penalaran berkaitan dengan proses berpikir, bukan dengan merasa. Berpikir adalah kegiatan untuk memperoleh kebenaran. Proses berpikir yang berbeda mengakibatkan kebenaran berbeda-beda bagi setiap orang. Kriteria kebenaran terdapat pada setiap jalan pikiran sekaligus sebagai landasan bagi proses penemuan kebenaran. 
Ada 2 jenis penalaran, dalam makalah ini, kita hanya membahas tentang penalaran induktif.


II. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka disimpulkan apa yang dimaksud penalaran indiktif?


III. Tujuan penalaran
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang penalaran induktif


IV. Pembahasan

1.PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. 
Proses induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
a).GENERALISASI

       
        Generalisasi ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll
Contoh
:
Orang yang menjadi kader partai korupsi
Orang yang menjabat sebagai ketua umum partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi
Jenis-jenis generalisasi :
  • Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh: data survey LSM
  • Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
contoh: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi.
b). ANALOGI
adalah suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
Ada 2 macam analogi,yaitu :
  • Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
  • Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

c). HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran induksi sebab akibat dibedakan menjadi 3 macam:
  • Hubungan sebab – akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa akibat.
Contoh
Belajar, berdoa, tekun dan tidak putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.


  • Hubungan akibat – sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.
Contoh :
Dewasa marak terjadi tindak criminal di perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
  • Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
Contoh penalaran hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2:
Setiap menjelang hari idul fitri arus lalu lintas di tol sangat ramai. Seminggu sebelum hari H jalanan sudah dipenuhi kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang akan pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak mau mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak jarang sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak mustahil kecelakaan menjadi sering terjadi.


V. KESIMPULAN
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diteliti.Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis
penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat
ataupun hubungan akibat–sebab.



Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran  
http://rezaiueomanage.blogspot.com
http://pradiptavian.wordpress.com

*Note
Kelompok Softskill :
1.      Muhammad Ridwan Solehudin ( 12109734 )
2.      Ridho Tomi Malik Ibrahim ( 12109150)
3.      Rifki Hadi Haufi ( 10109318 )
4.      Rizky Arya Wijaya ( 13109361)
5.      Rivaldi Silaban ( 13109346)
6.      Yohanes William Bolang ( 14109851 )
7.      Zoggi Dian

Senin, 19 Maret 2012

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif

1. Pengertian 
 
 Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. 

2. Jenis - jenis penalaran deduktif

A.Silogisme
Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).

 Bentuk silogisme
1.       Silogisme kategoris: terdiri dari proposisi-proposisi kategoris. 
2.       Silogisme hipotesis: salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.


Misalnya:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis2: Sekarang hujan
Konklusi : Maka jalanan basah.
Bandingkan dengan jalan pikiran berikut:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis2: Sekarang jalanan basah
Konklusi : Maka hujan.
2.Silogisme Standar
 Silogisme kategoris standar = proses logis yang terdiri dari tiga proposisi kategoris.
Proposisi 1 dan 2 adalah premis Proposisi 3 adalah konklusi


Contoh:
Semua pahlawan adalah orang berjasa Kartini adalah pahlawan
Jadi: Kartini adalah orang berjasa
 
3. Hukum - hukum silogisme

 a. Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:


1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
2.Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3.Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
4.Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.
b. Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi.


1.Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
2.Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif
3. Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yangpaling lemah)
4.Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.
Bentuk Silogisme Menyimpang
 Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.
Macam-macam Silogisme :


1.Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor,sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.


Contoh :
Premis Mayor : Tidak ada manusia yang kekal
Premis Minor : Socrates adalah manusia
Kesimpulan : Socrates tidak kekal
2.Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Contoh :
Premis Mayor : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Premis Minor : Air tidak ada.
Kesimpulan : Manusia akan kehausan.
3.Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
Premis Mayor : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Premis Minor : Nenek Sumi berada di Bandung.
Kesimpulan : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Entimem
Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani en´ artinya di dalam dan thymos´ artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah "retorik silogisme" adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi.


Contoh :
Rumus Entimem
PU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datang terlambat
Entimem : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang baik 
 
Sumber : 

Penalaran Induktif

Penalaran Induktif




1. Pengertian


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. 
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa,sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
 
 
 
 
2. Syarat - syarat kebenaran dalam penalaran

 Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat - syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
1. .  1.    Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
2.       Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. 
 
3. Jenis - jenis penalaran 


 
PENALARAN INDUKTIF
Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.


Penalaran induktif dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1.Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.


Contoh :Grace Natalie adalah presenter berita, dan ia berparas cantik.
Fessy Alwi adalah presenter berita, dan ia berparas cantik.
Generalisasi : Semua presenter berita berparas cantik.
 Pernyataan "semua presenter berita berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitaskarena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Macam-macam Generalisasi :


Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi 2, yaitu :


a.Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki.


b.Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yangberlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki .


Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada2(Gorys Keraf, 1994 : 44-45),yaitu :


a.Tanpa Loncatan Induktif
 Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan,sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.


b.Dengan Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
2.Analogi
Penalaran Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogidapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkankesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.


Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2. Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.


Contoh :
 Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki,ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu,seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran,dan sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
3.Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek.


Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:


a) Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya.


b) Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupakan kesimpulan.


c) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa ³akibat´langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.


Contoh :Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.


4. Daftar Pustaka 
 


Selasa, 13 Maret 2012

Konvensi Naskah

Konvensi Naskah 


1. Pengertian

    A. Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya     dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog.

(Penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.)


    B. Naskah merupakan salah satu objek kajian filologi, Naskah sendiri memiliki sedikit perbedaan pengertian, tetapi tidak keluar dari pengertian pokoknya. Untuk lebih mengetahui pengertian naskah secara mendalam, di bawah ini dibahas beberapa pengertian naskah yang bersumber dari berbagai buku bacaan, kamus, dan artikel.

      C. konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.


2. Macam-macam naskah

      A. Naskah formal ,
           adalah suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi








    B. Naskah semi-formal ,
         adalah naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi













         C. Naskah informal,
          yaitu naskah yang tidak memenuhi semua syarat yang dituntut oleh konvensi


3. Tujuan
     menurut saya tujuan kita membuat suatu naskah adalah,sbb :
     A. Agar kita mengetahui cara membuat suatu tulisan yang baik dan benar menurut peraturan
          tata cara penulisan bahasa indonesia .
     B. Agar kita dapat membuat sebuah naskah , seperti penelitian ilmiah, thesis ,ataupun 
          skripsi, karena konvensi naskah adalah salah satu syarat pembuatan naskah tersebut.

4. Bagian - bagian konvensi naskah
    Konvensi naskah dibagi menjadi 3 bagian ,yaitu :
    A. Pelengkap Pendahuluan
    B. Isi
    C. Pelengkap penutup

NB : Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang detail konvensi naskah ,
         silahkan anda mengunduh (download) link ini :syarat formal penulisan sebuah naskah.docx.
         Thanks.







Konvensi Naskah

Konvensi Naskah 


1. Pengertian

    A. Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya     dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog.

(Penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.)


    B. Naskah merupakan salah satu objek kajian filologi, Naskah sendiri memiliki sedikit perbedaan pengertian, tetapi tidak keluar dari pengertian pokoknya. Untuk lebih mengetahui pengertian naskah secara mendalam, di bawah ini dibahas beberapa pengertian naskah yang bersumber dari berbagai buku bacaan, kamus, dan artikel.

      C. konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.


2. Macam-macam naskah

      A. Naskah formal ,
           adalah suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi







    B. Naskah semi-formal ,
         adalah naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi













         C. Naskah informal,
          yaitu naskah yang tidak memenuhi semua syarat yang dituntut oleh konvensi


3. Tujuan
     menurut saya tujuan kita membuat suatu naskah adalah,sbb :
     A. Agar kita mengetahui cara membuat suatu tulisan yang baik dan benar menurut peraturan
          tata cara penulisan bahasa indonesia .
     B. Agar kita dapat membuat sebuah naskah , seperti penelitian ilmiah, thesis ,ataupun 
          skripsi, karena konvensi naskah adalah salah satu syarat pembuatan naskah tersebut.

4. Bagian - bagian konvensi naskah
    Konvensi naskah dibagi menjadi 3 bagian ,yaitu :
    A. Pelengkap Pendahuluan
    B. Isi
    C. Pelengkap penutup

NB : Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang detail konvensi naskah ,
         silahkan anda mengunduh (download) link ini :syarat formal penulisan sebuah naskah.docx.
         Thanks.







Konvensi Naskah

Konvensi Naskah 


1. Pengertian

    A. Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya     dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog.
(Penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.)


    B. Naskah merupakan salah satu objek kajian filologi, Naskah sendiri memiliki sedikit perbedaan pengertian, tetapi tidak keluar dari pengertian pokoknya. Untuk lebih mengetahui pengertian naskah secara mendalam, di bawah ini dibahas beberapa pengertian naskah yang bersumber dari berbagai buku bacaan, kamus, dan artikel.

      C. konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.


2. Macam-macam naskah

      A. Naskah formal ,
           adalah suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi






    B. Naskah semi-formal ,
         adalah naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi













         C. Naskah informal,
          yaitu naskah yang tidak memenuhi semua syarat yang dituntut oleh konvensi


3. Tujuan
     menurut saya tujuan kita membuat suatu naskah adalah,sbb :
     A. Agar kita mengetahui cara membuat suatu tulisan yang baik dan benar menurut peraturan
          tata cara penulisan bahasa indonesia .
     B. Agar kita dapat membuat sebuah naskah , seperti penelitian ilmiah, thesis ,ataupun 
          skripsi, karena konvensi naskah adalah salah satu syarat pembuatan naskah tersebut.

4. Bagian - bagian konvensi naskah
    Konvensi naskah dibagi menjadi 3 bagian ,yaitu :
    A. Pelengkap Pendahuluan
    B. Isi
    C. Pelengkap penutup

NB : Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang detail konvensi naskah ,
         silahkan anda mengunduh (download) link ini :syarat formal penulisan sebuah naskah.docx.
         Thanks.