MAKALAH PENALARAN INDUKTIF
Latar belakang
Sebelum
membahas tentang penalaran induktif , lebih baik kita mengetahui apa itu
penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan
indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Kemampuan
menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan
rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan
lewat Adam dan Hawa, dan setelah itu manusia harus hidup berbekal
pengetahuannya itu. Dia mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, mana yang
baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara
terus menerus dia selalu hidup dalam pilihan. Manusia adalah satu-satunya
mahluk yang mengembangkan pengetahuan ini sungguh-sungguh. Binatang juga
mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan
hidupnya. Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan-kebutuhan
kelangsungan hidup ini. Dan memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru,
karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidupnya, namun lebih dari
pada itu. Manusia mengembangkan kebudayaan, memberi makna bagi kehidupan, manusia
‘memanusiakan’ diri dalam dalam hidupnya. Intinya adalah manusia di dalam
hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan
hidupnya. Inilah yang membuat manusia mengembangkan pengetahuannya dan
pengetahuan ini mendorong manusia menjadi makhluk yang bersifat khas.
Menurut
S. Suriasumantri, penalaran merupakan sebuah proses berpikir dalam menarik
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Jelas sekali bahwa penalaran
berkaitan dengan proses berpikir, bukan dengan merasa. Berpikir adalah kegiatan
untuk memperoleh kebenaran. Proses berpikir yang berbeda mengakibatkan
kebenaran berbeda-beda bagi setiap orang. Kriteria kebenaran terdapat pada
setiap jalan pikiran sekaligus sebagai landasan bagi proses penemuan
kebenaran.
Ada
2 jenis penalaran, dalam makalah ini, kita hanya membahas tentang penalaran
induktif.
II. Rumusan Masalah
Sesuai
dengan latar belakang diatas, maka disimpulkan apa yang dimaksud penalaran
indiktif?
III. Tujuan penalaran
Untuk
mengetahui lebih mendalam tentang penalaran induktif
IV. Pembahasan
1.PENALARAN INDUKTIF
Penalaran
induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang
khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang
diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif
merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan
melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup
mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi
dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak
tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci
sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Induksi
merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat
umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif
dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum.
Proses induksi dibedakan menjadi 3
bagian yaitu :
a).GENERALISASI
a).GENERALISASI
Generalisasi ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala
dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau
sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh,
statistic dll
Contoh :
Contoh :
Orang yang menjadi kader partai
korupsi
Orang yang menjabat sebagai ketua
umum partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja
di partai korupsi
Jenis-jenis generalisasi :
- Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang
telah diselidiki.
Contoh: data survey LSM
- Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah
generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena
yang belum diselidiki.
contoh: Hampir seluruh partai
mendapat pendapatan dari hasil korupsi.
b).
ANALOGI
adalah
suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan.
Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
Ada 2 macam analogi,yaitu :
- Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan
persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa
yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada
persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi
induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam
semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di
tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
- Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan
atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu
yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena
ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan
hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh analogi
deklaratif :
Deklaratif untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang
benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
c). HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran induksi sebab akibat
dibedakan menjadi 3 macam:
- Hubungan sebab – akibat
Dalam
hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian
ditarik kesimpulan yang berupa akibat.
Contoh
Contoh
Belajar, berdoa, tekun dan tidak
putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.
- Hubungan akibat – sebab
Dalam
hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat,
selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.
Contoh :
Dewasa marak terjadi tindak criminal di perkotaan
seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang
disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
- Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat
kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan
seterusnya.
Contoh penalaran hubungan sebab –
akibat 1 – akibat 2:
Setiap
menjelang hari idul fitri arus lalu lintas di tol sangat ramai. Seminggu
sebelum hari H jalanan sudah dipenuhi kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi
yang mengangkut penumpang yang akan pulang ke daerahnya masing-masing.
Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak mau mengakibatkan arus lalu lintas
menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak jarang sering menimbulkan kemacetan di
mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak mustahil kecelakaan menjadi sering
terjadi.
V. KESIMPULAN
Metode berpikir induktif adalah
metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus
ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diteliti.Dalam penalaran
Induktif ini ada 3 jenis
penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan
Hubungan sebab akibat
ataupun hubungan akibat–sebab.
Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://rezaiueomanage.blogspot.com
http://pradiptavian.wordpress.com
*Note
Kelompok Softskill :
Kelompok Softskill :
1. Muhammad Ridwan Solehudin ( 12109734
)
2. Ridho Tomi Malik Ibrahim (
12109150)
3. Rifki Hadi Haufi ( 10109318 )
4. Rizky Arya Wijaya ( 13109361)
5. Rivaldi Silaban ( 13109346)
6. Yohanes William Bolang ( 14109851
)
7. Zoggi Dian